Selamat pagi...
Kunikmati pagiku hanya denganmu,
Secangkir kopi panas nan nikmat
dan obrolan sunyi,
tanpa kata
tanpa suara
tanpa perdebatan
tanpa diskusi
dan tanpa marah-marahan.
Sekiranya bisa
kuutarakan yang kurasakan mungkin aku akan lega,
gembiran
bahagia
penuh sukacita
selama-lamanya...
Tidak !!
Aku tak lagi berharap,
aku tak lagi ingin
Aku bahkan tak bisa berkehendak
terhempas
dalam suasana
absurd,
kosong,
nihil,
nol
Ratapan
keluh kesah
rintihan
kesakitan
ketakutan
mengaduk-aduk rasa
sekian lama
Tak ada perubahan
tak ada perbaikan
tak ada kemajuan
Aku tumpuan kesalahan
yang tak termaafkan, tumpukan dosa
tersematkan dipundakku dan menjadi tanggunganku urusanku
resikoku
bebanku
hukumanku
dosaku
Setelah sumpah serapah, dan terkulai lelah.
yang kau hinakan
kadang kadang masih bisa berarti
untuk hal-hal yang tak kau bisa
***kp30116***
Friday, January 29, 2016
Thursday, January 28, 2016
Pasar Ngangkruk
Ngangkruk
Oleh: Arkeni Ps
Photografer: Juwari & internet
Bdg, November 2008
Satu lagi yang khas dari daerah kami,Bagi anda yang pernah berada di kawasan Grabag sekitar sebelum tahun 80 an, mungkin cukup familier dengan kata "Ngangkruk".
Ngangkruk adalah istilah atau ungkapan untuk menyebutkan nama tempat yang difungsikan sebagai pasar di kecamatan Grabag, atau yang sekarang lebih dikenal dengan istilah Pasar Grabag . Terletak di tepi jalan raya Ketawang-Kutoarjo, tepatnya di hook pertigaan Grabag yaitu jalur jalan menuju ke Kecamatan Ngombol dan Purwodadi.
Pasar ini sejak dulu sudah menjadi satu-satunya pusat perbelanjaan bagi penduduk di kawasan Grabag dan sekitarnya. Sebagai pasar lokal tradisional pasar ini hanya buka dari pagi subuh sampai sekitar tengah hari, kecuali hari pasaran…atau hari-hari tertentu yang ditetapkan sebagai hari puncak keramaian pasar. Kalau sore-sore kepasar hampir dipastikan anda hanya akan mendapati los-los pasar yang kosong melompong dan sepi….
Bentuk bangunannya sudah sejak lama tertata rapi dengan rancangan bangunan sederhana namun cukup permanen, berupa bangunan panjang beratap genting dan tiang-tiang kayu yang berjajar membentuk los-los terbuka.
Bentuk bangunannya sudah sejak lama tertata rapi dengan rancangan bangunan sederhana namun cukup permanen, berupa bangunan panjang beratap genting dan tiang-tiang kayu yang berjajar membentuk los-los terbuka.
Dalam perkembangannya sekarang sudah banyak kios-kios semi permanen dengan material papan yang dibuat tertutup, mungkin mengantisipasi perkembangan zaman dimana makin banyak pedagang yang mempunyai stock barang yang banyak sehingga kios pasar sekaligus difungsikan sebagai tempat menyimpan barang dagangan. Sebagai konsekuensi logisnyapun pedagang dengan kios –kios demikian kini buka dalam durasi waktu yang lebih lama sampai sore, mungkin karena bila sewaktu-waktu akan tutup mereka cukup mengunci pintunya dengan gembok. Lain halnya dengan zaman dulu, bila tutup pasar para pedangang harus “kukut” alias membereskan kembali barang dagangannya untuk dibawa pulang dengan gerobak atau sepeda.
Sekarang pasar Grabag ini berkembang sudah sangat pesat. Beberapa toko kelontong serba ada bermunculan dan tumbuh di sekitarnya dengan barang dagangan yang beraneka ragam untuk menjawab kebutuhan andai. Bersamaan dengan itu di lokasi sekitar “ngangkruk” ini sekarang juga tumbuh papan-papan reklame dengan berbagai ukuran, disertai menjamurnya tunas-tunas bendera dan umbul-umbul partai (maklum menyongsong pemilu 2009 barangkali). Tidak jauh dari situ saat musim pilkada maka terpampang spanduk-spanduk dan poster besar para balon caleg. Wah….Pokoknya menjadi sangat meriah dan semarak warna warni.
Pagi hari tetap menjadi waktu Favorit atau puncaknya keramaian pasar, banyak pedagang dan pembeli memilih di pagi hari karena selain kenyamanan berangkat dari rumah bagi pejalan kaki karena mendapat udara bersih, sehat, juga banyak dagangan yang masih segar. Ini berlaku dan menjadi ciri umumnya sebuah pasar.
Pedagang "kagetan" yaitu pedagang yang tidak memiliki kios pun jumlahnya makin banyak, mereka umumnya pedagang sayuran yang menggelar barang dagangannya begitu saja di tepi jalan atau bahkan kadang sampai juga merambah ke badan jalan sambil tetap berada di dekat keranjang sepedanya. Begitupun dengan pedagang “kulakan” atau pedagang yang belanja untuk dijual lagi, umumnya mereka menggunakan sepeda yang dilengkapi dengan keranjang dibelakang. Kalau bukan pemilik warung di rumahnya, biasanya adalah pedagang keliling dari rumah ke rumah. Fenomena adanya pedagang keliling ini belum lama bahkan bisa dikatakan sebagai budaya baru di kawasan Grabag. Zaman dulu sulit sekali kita menjumpai adanya pedagang sayuran keliling seperti ini.
Padagang kulakan dan kagetan, sangat mendominasi pasar di pagi hari. Akibatnya pasar tumpah ke badan jalan tidak bisa dihindari . ditambah lokasi parkiran becak, dan dokar serta ojek yang di sebrang pasar. Maka lengkaplah sudah lokasi pasar yang ada di sudut pertigaan jalan raya grabag, menjadi pusat keramaian sekaligus pusat perbelanjaan yang cukup ramai untuk standar kota kecamatan seklaigus juga sangat berpotensi mengakibatkan macet. Ini penyakit yang terjadi di kota-kota besar, berharap persoalan kemacetan lalu lintas tidak sampai merambah ke Grabag, Semoga.
Belum sampai ke badan jalan ....(belum termasuk pasar tumpah ???)
**********
Beberapa tahun kemudian, Pasar Grabag direnovasi total, dibangun baru menjadi seperti foto ini ( Foto menjelang peresmian):
TEMPE
Tempe..... enak dimakan dan perlu !!
Makanan rakyat yang bahan bakunya di impor sehingga harganya terpengaruh US dollar. Ironis bukan...?
Makanan rakyat yang bahan bakunya di impor sehingga harganya terpengaruh US dollar. Ironis bukan...?
Tapi saat ini situasi sudah stabil, tempe sudah marak lagi di pasar dan warung-warung, meskipun volumenya sedikit agak menyusut pasca demo kenaikan harga kedelai yang dipicu meroketnya harga kedelai akibat tingginya nilai dollar.
Menu berbahan dasar tempe kali ini adalah Mendoan, atau tempe yang digoreng pakai tepung. Tapi mendon ala aku tidak ala Banyumasan lho yaa....soalnya kalau aslinya mendoan itu begitu nyemplung minyak dalam hitungan detik sudah diangkat lagi, tapi kalau versiku agak lamaan dikit,sampai warnanya sudah agak kuning kecoklatan baru diangkat.
Ada yang bilang itu sih namanya tempe goreng tepung!! Ya sudahlah suka-suka aja ngasih namanya, apalah arti sebuah nama..ya kan???..yang penting bisa buat camilan..hehee...
Ada yang bilang itu sih namanya tempe goreng tepung!! Ya sudahlah suka-suka aja ngasih namanya, apalah arti sebuah nama..ya kan???..yang penting bisa buat camilan..hehee...
Nah, tanpa banyak cerita...tak upload saja foto tutorialnya yaa...:D..:D..
Colo-colo pagi
Menu sarapan pagi ini.....ikan bakar Colo-colo !!
maaf....menu sarapan tapi agak "berat" (buat yang masih original "lidah Jowo" , taste-nya di shutdown dulu yaa......he..he...)
Ini ikan bandeng dari kulkas trus dibakar ala "double pan", yang kalau menurut iklannya.....hanya sbentar saja diatas kompor langsung mateng, empuk dagingnya, cryspy di luar lembut di dalam, bentuknya utuh dan tidak ancoorrr...... begitulah narasinya.
Sementara nunggu ikannya mateng siapkan sepiring nasi hangat, lalu buat irisan cabe, cengek, tomat, bawang merah (bila suka), tambah perasan lemon dikit, (lalu tambah kecap-opsional) dan.....sim salabim !! sarapan pagi terhidang....
Menu sunda
Belasan tahun tinggal di tanah Parahyangan membuatku familier dengan beberapa jenis masakan Sunda yang tentu saja bisa diterima oleh "lidah Jowo", salah satunya adalah leunca yang dimasak campur oncom dan daun kemangi yang konon dinamakan "ulukuthek".
Ulukuthek buatanku ini sangat istimewa lho...soal kelezatannya jangan ditanya, karena tak pernah tersisa, alias cepat ludes....;p apalagi ditambah sambal teri berikut lalab sayuran mentah seperti terong ungu,terong bulat, kacang panjang, kol, timun,dll plus tambah krupuk biar ramee.....asli mak nyuss tenan !!
Kripik Erut/garut
Jangan salah ya, ini bukan emping melinjo yang biasanya menjadi teman makan soto atau gado-gado. Ini adalah kripik garut. Perhatikan cara penulisannya juga lho...garut tanpa huruf besar, artinya bukan nama kota atau tempat, melainkan nama sejenis umbi yang bebentuk kurus panjang dan berserat. Ada yang menyebutnya dengan istilah "garut" dan ada juga yang menyebut "erut". Dulu umbi jenis ini banyak dibuat "pati" atau tepung yang kemudian disebut "pati garut" atau "pati erut", dan dari pati garut bisa diolah menjadi berbagai jenis makanan tradisional seperti jenang pati, pati goreng, dawet dsb. Kemudian berkembang menjadi kue kering berbahan pati dan aneka kukis lainnya.
Pati garut/erut ini keberadaannya di pasaran termasuk eklusif, karena belum tentu kita jumpai di setiap toko, dan kalaupun ada, maka harganya terbilang cukup tinggi dibanding tepung2 lainnya.
Nah, kripik ini adalah bentuk lain dari yang hyang bisa diasikan daril ubi garut ini. Saya menduga bahwa ini termasuk produk kreatif hasil menyiasati "limbah" pati yang kemudian diolah menjadi varian baru dan jadilah...kripik garut. Tertarik mau coba ???
Binggel atau Geble
Jangan salah baca atau salah aksen dalam membaca judul ini yaaa...soalnya gak tahu nich gimana nulisnya...gak ada e yang pakai coret.. haa...haa...Wis lah, pokoknya aku cuma mau posting sang Geblek alias Binggel ini saja.![]()
kuliner kulit mlinjo
Sayur Kulit Melinjo
Hmm.....ini dia menu favorit...Sayur Kulit Melinjo.
"Hanya untuk orang sehat !!" :D
uenak dimasak tumis dan tak kalah nikmatnya bila ditambah santan, hmmm...lekker !!!
Mau coba?
Bahan baku banyak dijual di pasar Grabag (kalau di tempat lain entah kenapa kulit mlinjonya jadi keras (kaku) dan terasa kasar.
Mau resepnya juga? kapan-kapan saja yaa....

Thiwul 1
Thiwul kuliner ditepi zaman
Wednesday, January 27, 2016
teman ngupih
Critanya gak akan masak buat makan siang, tapi lapar menyerang sebelum jam makan siang. Mendadak sweaping kulkas dan dapatlah beberapa sayuran yang akhirnya terciptalah...bala-bala nan lezatoo penangkis lapar siang ini. Mari makan...
Berhubung "sebelahnya" gak suka bala-bala, oke dech kupas ubi jalar lalu panggang pakai double pan, sambil menggoreng bala-bala, alhasil matengnya bisa bareng...jadi bisa sama-sama "ngopi" dengan cemilan yang berbeda. Oh ya, ngopinya aku pakai tanda kutip ya, karena kadang-kadang pakai istilah orang Sunda....artinya ngopi itu bukan selalu bermakna minum kopi, pokoknya menikmati cemilan sambil minum saja, minumannya sih terserahhhh apa saja, tapi apapun minumannya tetap saja namanya ngopih !!!
ubi jalar atau kasterallo bakar
Tuesday, January 12, 2016
Baper
Sekarang istilah ngetopnya "baper". Aku tak suka semuanya...baik istilahnya maupun keadaan dan peristiwanya !!
Aku adalah orang yang selalu berusaha tidak baper dalam urusan apapun, artinya aku selalu ingin profesional, jika urusannya banyak maka berusaha fokus satu persatu...tidak ada baper dibawa-bawa, karena menurutku baper sama dengan tidak profesional. Bukan hanya itu, baper juga mengindikasikan kurang dewasa, karena tidak bisa memilah dan memilih situasi dan kondisi, pendek kata baper adalah kondisi dimana sesorang tidak pandai memanage dirinya sendiri!!
Aku adalah orang yang selalu berusaha tidak baper dalam urusan apapun, artinya aku selalu ingin profesional, jika urusannya banyak maka berusaha fokus satu persatu...tidak ada baper dibawa-bawa, karena menurutku baper sama dengan tidak profesional. Bukan hanya itu, baper juga mengindikasikan kurang dewasa, karena tidak bisa memilah dan memilih situasi dan kondisi, pendek kata baper adalah kondisi dimana sesorang tidak pandai memanage dirinya sendiri!!
Subscribe to:
Posts (Atom)