Thursday, January 28, 2016

Pasar Ngangkruk

Ngangkruk
Oleh: Arkeni Ps
Photografer: Juwari & internet
Bdg, November 2008

Satu lagi yang khas dari daerah kami,Bagi anda yang pernah berada di kawasan Grabag sekitar sebelum tahun 80 an, mungkin cukup familier dengan kata "Ngangkruk".
Ngangkruk adalah istilah atau ungkapan untuk menyebutkan nama tempat yang difungsikan sebagai pasar di kecamatan Grabag, atau yang sekarang lebih dikenal dengan istilah Pasar Grabag . Terletak di tepi jalan raya Ketawang-Kutoarjo, tepatnya di hook pertigaan Grabag yaitu jalur jalan menuju ke Kecamatan Ngombol dan Purwodadi.
Pasar ini sejak dulu sudah menjadi satu-satunya pusat perbelanjaan bagi penduduk di kawasan Grabag dan sekitarnya. Sebagai pasar lokal tradisional pasar ini hanya buka dari pagi subuh sampai sekitar tengah hari, kecuali hari pasaran…atau hari-hari tertentu yang ditetapkan sebagai hari puncak keramaian pasar. Kalau sore-sore kepasar hampir dipastikan anda hanya akan mendapati los-los pasar yang kosong melompong dan sepi….
Bentuk bangunannya sudah sejak lama tertata rapi dengan rancangan bangunan sederhana namun cukup permanen, berupa bangunan panjang beratap genting dan tiang-tiang kayu yang berjajar membentuk los-los terbuka.

Dalam perkembangannya sekarang sudah banyak kios-kios semi permanen dengan material papan yang dibuat tertutup, mungkin mengantisipasi perkembangan zaman dimana makin banyak pedagang yang mempunyai stock barang yang banyak sehingga kios pasar sekaligus difungsikan sebagai tempat menyimpan barang dagangan. Sebagai konsekuensi logisnyapun pedagang dengan kios –kios demikian kini buka dalam durasi waktu yang lebih lama sampai sore, mungkin karena bila sewaktu-waktu akan tutup mereka cukup mengunci pintunya dengan gembok. Lain halnya dengan zaman dulu, bila tutup pasar para pedangang harus “kukut” alias membereskan kembali barang dagangannya untuk dibawa pulang dengan gerobak atau sepeda.

Sekarang pasar Grabag ini berkembang sudah sangat pesat. Beberapa toko kelontong serba ada bermunculan dan tumbuh di sekitarnya dengan barang dagangan yang beraneka ragam untuk menjawab kebutuhan andai. Bersamaan dengan itu di lokasi sekitar “ngangkruk” ini sekarang juga tumbuh papan-papan reklame dengan berbagai ukuran, disertai menjamurnya tunas-tunas bendera dan umbul-umbul partai (maklum menyongsong pemilu 2009 barangkali). Tidak jauh dari situ saat musim pilkada maka terpampang spanduk-spanduk dan poster besar para balon caleg. Wah….Pokoknya menjadi sangat meriah dan semarak warna warni.

Pagi hari tetap menjadi waktu Favorit atau puncaknya keramaian pasar, banyak pedagang dan pembeli memilih di pagi hari karena selain kenyamanan berangkat dari rumah bagi pejalan kaki karena mendapat udara bersih, sehat, juga banyak dagangan yang masih segar. Ini berlaku dan menjadi ciri umumnya sebuah pasar.

Pedagang "kagetan" yaitu pedagang yang tidak memiliki kios pun jumlahnya makin banyak, mereka umumnya pedagang sayuran yang menggelar barang dagangannya begitu saja di tepi jalan atau bahkan kadang sampai juga merambah ke badan jalan sambil tetap berada di dekat keranjang sepedanya. Begitupun dengan pedagang “kulakan” atau pedagang yang belanja untuk dijual lagi, umumnya mereka menggunakan sepeda yang dilengkapi dengan keranjang dibelakang. Kalau bukan pemilik warung di rumahnya, biasanya adalah pedagang keliling dari rumah ke rumah. Fenomena adanya pedagang keliling ini belum lama bahkan bisa dikatakan sebagai budaya baru di kawasan Grabag. Zaman dulu sulit sekali kita menjumpai adanya pedagang sayuran keliling seperti ini.

Padagang kulakan dan kagetan, sangat mendominasi pasar di pagi hari. Akibatnya pasar tumpah ke badan jalan tidak bisa dihindari . ditambah lokasi parkiran becak, dan dokar serta ojek yang di sebrang pasar. Maka lengkaplah sudah lokasi pasar yang ada di sudut pertigaan jalan raya grabag, menjadi pusat keramaian sekaligus pusat perbelanjaan yang cukup ramai untuk standar kota kecamatan seklaigus juga sangat berpotensi mengakibatkan macet. Ini penyakit yang terjadi di kota-kota besar, berharap persoalan kemacetan lalu lintas tidak sampai merambah ke Grabag, Semoga.
gerbang utama pasar Grabag
pemandangan dari tepi jalan depan pasar (yang menuju ke timur atau ke kecamatan Ngombol)
Belum sampai ke badan jalan ....(belum termasuk pasar tumpah ???)
Pemandangan pagi hari, cukup rame meski tampak lengang.....

Papan reklame & bendera serta umbul-umbul partai bersaing cari perhatian
**********


Beberapa tahun kemudian, Pasar Grabag direnovasi total, dibangun baru menjadi seperti foto ini ( Foto menjelang peresmian):

No comments:

Post a Comment