Wednesday, November 29, 2017

Badai di ujung November


sesaat setelah hujan reda
Cerita hari ini:
"Siklon tropis cempaka" itulah badai hujan angin yang dua hari ini nonstop mewarnai Jogja, Pacitan, wonogiri,dan Ponorogo,da wilayah sekitarnya sebagai daerah terdampak. Situasi ini khususnya di tempatku, disempurnakan dengan mati listrik selama tiga hari penuh bahkan masih berlangsung hingga saat tulusan ini diturunkan diiringi gerimis dan sesekali disertai angin kencang...
Dampak yang paling terasa stock makanan  mulai menipis, bagaimana tidak dalam kondisi diguyur hujan terus menerus rasanya kegiatan paling dominan hanya makan dan ngemil dan tidur.  Tukang sayur libur, infonya kudapat dari chat WA dan instagram sebelum hp lowbatt dan situasi kondisi sangat tidak memungkinkan pergi keluar untuk belanja, andalannya ya seadanya yang ada di kulkas. alhamdulillah punya stock frozen food, tapi apa mau dikata... mati lampu sudah 3 hari???? Berapa lamakah makanan beku ini mampu bertahan tanpa pendingin?
Untunglah air bersih tak menambah masalah, tetap mengalir deras, jernih dan tak bergantung listrik.
Tapi memang harus diakui bahwa di jaman sekarang (maaf ya... aku tak suka pake istilah jaman now) hampir semua orang 90% hidupnya   tergantung listrik, jadi manakala listrik mati itu artinya 70% kegiatannya terhenti, bener gak sih??? Saat hp dan semua gadget sampai powerbanknya mati total, lantas apa lagi yang bisa dilakukan? Aha.....masih bisa ngopi sambil ngobrol offline ....disertai ngemil camilan yang makin menipis.
Saat kutulis ini, badai kembali menerjang..disana sini terdengar bunyi gemerisik dan gemeretak agak-agak gimana gitu... hanya bisa berlindung diantara suara adzan....Allhahu Akbar.....Allahu Akbar.....semoga badai cepat berlalu. #  bersama kopi kenari # 

Thursday, November 16, 2017

Salah pandang

Tak bisa dipungkiri bahwa kadang kita bisa salah total dalam menilai seseorang yg diperkirakan cocok untuk dipekerjakan membantu pekerjaan kita. Memang aku tak menggunakan cara recruitment formal yg hrs isi biodata lengkap, interview, dll. Aku 'hanya' menggunakan hati, naluri, filing,dan beberapa pertimbangan non formal belaka.
Kupikir niatan mengangkat kehidupan seseorang yang statis dan spt tak berprospek akan disambut baik oleh yang bersangkutan dengan penuh syukur dan harapan, yang kemudian diwujudkan dengan keatifitas dan kerja yang baik, jujur, giat,tekun,dan bisa diandalkan.
Namun rupanya.....tak semua orang berpandangan klasik sepertiku, rindu kampung bisa menjadi kendala besar untuk berani berubah kalau tekat untuk maju tak mampu mengalahkan jiwa-jiwa melow seperti itu. 
Jiwa merantau rupanya tak dimiliki semua orang, hanya mereka yang berhati bajalah yang mampu bertahan.
Selanjutnya menilai diri terlalu tinggi juga bisa menjadi bumerang mematikan. Kerjaan sedikit berharap gaji besar. Tak ingat apa...klo ongkos transport kesini itu bisa setara dengan gaji selama dua tahun??? Mikir dong mikirrrr.....syukuri nikmat yang ada, bandingkan jika kau tetap di sana, jangan sibuk menuntut untuk hak yang sesungguhnya belum layak kau dapatkan. #tahan-tahan jua ee#