12 Januari 2019
Mendengar berita ini di TV dan melihat gambar /foto-foto tentang dampak yang ditimbulkannya terasa masgul....mungkin karena sepotong kenangan masa laluku ada di sana.
Beberapa tahun silam aku pernah tinggal di kawasan ini selama beberapa tahun, rumah kami type terkecil di sana, lokasinya paling ujung dekat sawah berbatasan langsung dengan kampung Walini, demikian kalau aku tak salah sebut nama kampungnya. Aku mengenal beberapa warga kampung tersebut dengan baik, setidaknya ada warung sayuran yang menjadi andalan belanja di setiap hari minggu pagi. Tidak jauh dari warung itu ada mushola kecil, pemilik dan pengurusnya dulu sering bertandang ke rumah, berbincang tentang bermacam hal dengan paitua.
Anakku masih sangat kecil ketika kami tinggal di sana, transportasi andalan dari rumah adalah becak untuk menuju stasiun kereta api maupun ke jalan raya jika ingin menggunakan kendaraan umum. Menjelang setahun usianya, putraku mulai bisa bicara, dan kata pertama yang kudengar sangat jelas dan sempurna selai mama dan papa, adalah saat ia menyebut "becak". Saat itu memang kami akan bepergian dan seperti biasa harus segera panggil becak yang biasa mangkal di ujung jalan pinggir sawah.
Ohhh....takjubku bukan main, sesudah itu penguasaan bicaranya makin pesat dan perbendaharaan bahasanya makin banyak, sampai dia bisa menjelaskan pada seorang anak kecil yang duduk berdekatan di gerbong kereta menuju ke Bandung, bahwa benda besar yang mereka lihat saat melewati stasiun Gedebage itu bernama Peti kemas. Alhamdulillah buah hatiku sangat pandai.
Ketika hendak pulang kerumah setiap kali turun di stasiun adalah berebut becak, maklum....jumlah becak masih lebih sedikit dari jumlah penumpang yang turun di stasiun ini, beruntung ada mang becak yang sudah kenal karena sering mangkal dekat rumah, sepertinya ia orang walini, sehingga ada sedikit kemudahan. sekali waktu aku hanya berdua dengan putraku, melewati deretan rumah yang sedang proses dibangun dan belum dipasang genteng, putraku bertanya, dan terjadilah dialog di atas becak:
putraku " ma....itu rumah kena angin puyuh ya...".
me: "bukan sayang....itu rumah sedang dibangun dan belum selesai"
Putraku:"seperti kena angin puyuh ya ma..."
Me: karena belum dipasang genteng, kalau sudah jadi nanti akan seperti itu....(sambil menunjuk rumah2 yang telah jadi dan berpenghuni)
putraku:" ma...angin puyuh itu sama dengan tulur puyuh...??
Olala....anau ee.......