Wednesday, December 11, 2024

Pagi

Aku tidak selalu memiliki pagi
Pagi sangat berharga bagiku karena caraku miliki dan setiap kali aku bisa mencapainya ada perasaan senang bahagia tentram dan penuh harapan Pagi ini aku memilikinya dari sesudah subuh dan sampai sekarang secara aman kubuka pintu lebar-lebar dan aku merasa menyatu dengan Allah sebenarnya sangat sederhana keinginanku hanya itu tapi sangat sulit aku seperti terkurung rapi bahkan akses keluar pun harus dipakai untuk pembatas untuk menghalangi pandanganku Padahal aku membutuhkan view yang begitu terang benderang dan luas dengan jangkauan jarak pandang yang luas seperti dulu-dulu tapi sekarang terlalu banyak hal yang menghalangiku baik yang alami maupun yang disengaja dibuat katanya untuk melindungiku

Tuesday, October 8, 2024

40

 menuju hari ke40, ada harapan tersimpan dalam hati...ingin melepaskan rindu dengan saudara saudara yang selama ini "terpisah" bukan hanya oleh jarak namun juga karena "sesuatu". Meskipun tak perlu dibahas dan dikupas, kita masing2 sudah paham dan bisa membawa diri dalam posisi kita sebagai serahim, bisa sejalan dan tidak bertentangan, alhamdulillah.

Tapi...ada beberapa sebab karena beberapa faktor yang membuat renvcana kita  untuk bertemu dan bersama sejenak kelihatannya tak bakal bisa terwujud, aku kecewa dan sangat kecewa selkkali, tapi aku berusaha faham bahwa ini semua adalah keniscahyaan bahwa pada akhirnya kita ....sendirian !!

Meskipun aku sudah mengantisipasi sejak jauh-jauh hari dan berusaha tidak memiliki harapan apa-apa selain hanya melaksanakannya saja, menguatkan mental dan hati sedemikian rupa namun tak urung aku sedih juga !!

Apa mau dikata....kata hati tak pernah salah, harus bisa ,menerima bahwa apa yang terjadi adalah yang terbaik, dipandang dari sudut manapun semampumu, tetap itulah yang terbaik. Belajar ikhlas menerima termasuk belajar menerima kekecewaan hati sebagai hal yang tidak harus menjadi luka.


Friday, September 27, 2024

setelahnya

 setelahnya....masih ada beberapa urusan yang harus diselesaikan...

Thursday, September 26, 2024

Bunda

Senin legi, Tanggal 16 September 2024 bertepatan dengan tanggal merah libur hari Maulid Nabi besar Muhammad saw, pagi sekitar pukul 5.30 atau setengah enam pagi bunda kami tercinta pergi untuk selama -lamanya...

aku bukan baru tahu pada pagi itu, karena sejak malam sudah instensif chat2 an dengan adik-adikku, aku tidak chat kakakku karena kupikir dia sedang dalam situasi sangat repot sebagai pemilik rumah dimana ibu tinggal saat itu, sehingga mungkin tidak pada posisi stand by dengan hp.

aku bangun pk 02.20 dini hari, membuka hp siapa tahu ada update kabar perkembangan ibu, ternyata tdk ada pesan masuk, aku lanjut ambil wudhu lalu sholat tahajut 2 rokaat, dan kirim alfatihah serta doa khusus untuk ibu, karena aku tidak tahu situasinya dan belum ada update beritanya, kumohon pada Allah agar diberikan yang terbaik untuk ibu...artinya aku ikhlas apapun berita yang akan kuterima adalah yang terbaik.

Pagi terus terun, sholat fajar, lanjut dua rakaat sesudah subuh, lanjut subuh berjamaah dengan paitua.

Rutinitas pagiku berjalan seperti biasa, setelah bikin teh untuk paitua, aku duduk periksa hp lagi, msh belum ada kbr apa2, namun kulihat adik bungsuku posisi online, langsung kutelpon. Tapi dia sedang ada di rumahnya yang berjarak kurang lebih setengsh jam perjalanan dengan kendaraan mobil/motor, dia pun belum dapat kabar lanjutan, tapi sedang siap2 menuju kesana selesai ngopi katanya...

waktu terus berjalan....aku bisa tersambung dengan adik kedua, dia kabarkan posisi semalam dimana bunda tampak tidak bisa tidur, berkali-kali bangun, jadi mereka yang menemanipun tak bisa tidur, sehingga pagi agak kurang segar kondisinya. dia mengabarkan bahwa ibu bangun dan duduk di tepi tempat tidur namun diam saja, komunikasi tidak terkoneksi, ini terjadi sejak kemaren. Kemudian sekitar setengah enam lewat adik kedua telpon mengabarkan bahwa ibu sudah tak ada respon !! Aku masih kurang yakin, berkali-kali minta kepastian.....akhirnya fixed ibu telah berpulang meninggalkan kita semua. Telp ditutup dan semuanya bergerak dengan kegalauan hati masing2.

aku merasa tugasku adalah tetap disini, menyiapkan kedatangan......dan ini diperkuat oleh adik laki-laki yang mengatakan agar aku tetap stay disini. Namun beberapa saat kemudian terdengar wacana bila akan dimakamkan disana, aku hanya diam tapi tak yakin, rasaku tidak mungkin, tetap harus dibawa ngetan dan dimakamkan disini, disamping bapak (alm), tapi kep[utusan final ada pada adik laki-laki, dan benar adanya, keputusan adikku sejalan dengan pikiran dan rasaku, aku bersyukur untuk itu.

Sambil menjahit pesanan  baju yang ordernya masuk sejak tadi malam pikiran langsung bergerak bagaimana membuat koordinasi dengan lokasi rumah dimana bunda akan disemayamkan. Aku belum fokus untuk apa yang harus dilakukan, lalu aku cek di WA group keluarga, adikku sudah memposting info tsb, lantas kucopy dan kulanjutkan sambil koordinasi dengan orang2 di sekitar rumah tinggal kami, yang dianggap bisa dipercaya menghandle lanjutan urusan ini.

Alhamdulillah, kerjasama yang baik terpantau dari wG keluarga, mereka bergerak cepat menyiapkan tenda, makanan dan menggali kubur. Terharu, trenyuh dan penuh syukur mereka semua ringan membantu dalam kerjasama yang mengagumkan.

setelah pekerjaanku selesai, kukemas dan siap dikirim sambil berangkat menuju kesan, anakku sudah jalan duluan dan aku menyusul di belakang tidak lama kemudian.....

Sampai disana, hingga sore adalah waktu paling sibuk dan paling padat berkomunikasi kesana kemari, menghandle situasi di lokasi, memantau mereka di perjalanan, menginformasikan perkembangan,dst...menerima tamu yang takziah....ya, aku adalah satu2nya anak ibu yang ada di lokasi dimana tamu2 berdatangan hingga hampir magrib. Karena estimasi tiba lepas magrib maka prosesi akan dilakukan sesudah magrib, para tamu yg akan pulang dipersilahkan, yang akan tinggal pun dipersilahkan. Lagi2 aku dan keluarga kecilku yang harus menjadi pihak keluarga yang menyampaikan  pengumuman itu.



Detik2 ambulance datang......disemayamkan sebentar dalam rumah, kemudian secepatnya berangkat ke pemakaman. sekurang-kurangnya 4 mobil ber iringan....mengantar ibu ke peristirahatan terakhirnya. Aku satu2nya anak ibu yang jauh dan tidak dapat menengok ibu di hari-hari akhirnya, sehingga ketika mendapat tawaran untuk melihat wajah ibu untuk terakhir kalinay, aku merasa tersanjung dan sangat berterimakasih, sekaligus aku menjadi saksi bahwa ini adalah ibuk. Allahuma sholialla Muhammad waala ali Muhammad, alfatihah. hanya itu yang dapat kulakukan pada durasi yang sangat singkat itu....

disini dulu catatan pertamaku. 

Innalilahi waainna ilahi rojiun,  husnul khotimah bundaku..., aamiin...

 



Sunday, September 15, 2024

tidak ada yang abadi


Hari minggu kemaren kami berkendara ke arah selatan, menuju pantai yang dulu aku kunjungi saat kkl di daerah sini, dan bila dibandingkan sekian puluh tahun yang lalu kini kondisinya sudah sangat berbeda.

saat perjalanan pulang terjebak macet sangat panjang, jalan yang lebar dan berkelok-kelok terasa penuh sesak dengan banyaknya bus-bus pariwisata dan mobil pribadi serta ramainya pengendara motor , memang kebetulan ini hari long week end, tapi hari-hari biasanya mungkin sebenarnya lancar-lancar saja, bisa jadi karena kebetulan sedang ada proyek pengerukan gunung kapur di sisi kiri kanan jalan menggunakan alat berat yang cukup banyak.

fokus pada yang tertangkap oleh kameraku adalah puing-puing bekas tembok rumah tinggal yang mungkin tergusur oleh proyek tersebut dengan latar belakang alat berat yang masih berada di atas bukit dengan jarah cukup dekat dari jalan raya.

aku melihat puing rumah dan sisa-sisa tembok yang bekum sepenuhnya dengan rata.....yang mungkin dulunya tentu saja dibangun dengan penuh cinta menjadi tempat bernaung dan hidup bertahun tahun lalu kini akan segera rata dengan tanah. waktu akan berlalu mengubur semua kenangan, kerja keras, dan cinta. tidak ada yang abadi.....
 

Tuesday, May 7, 2024

ada & tiada

Seringkali kita selalu terjebak pada pemahaman bahwa kebahagiaan selalu berhubungan dengan sesuatu yang bersifat "keberlebihan", seperti misalnya ketika mendapatkan sesuatu, atau menemukan sesuatu, bertemu dengan seseorang,dsb, sementara semua yang bersifat "ketidak adaan" dianggap sebagai ketidakbahagiaan...
Tapi rumusan hidup tidaklah selalu demikian, karena dibalik ketidak adaan sesuatu dari yang tadinya ada, kalau kita mampu memaknainya ternyata di situ ada juga kebahagiaan .... sehingga ketidak-adaan sesuatu itu perlu juga untuk kita syukuri, karena Mensyukuri sebuah kehilangan, ternyata adalah menikmati adanya rasa nikmat...

Terlalu lama berada di zona yang menganggap bahwa memperoleh sesuatu adalah kesenangan dan kebahagiaan, maka selama itu pula kita akan selalu menganggap bahwa ketidakbahagiaan identik dengan kehilangan. Kita menjadi tidak pernah mencari makna tentang kehilangan, termasuk memahami mengapa ada istilah ada dan tiada, mengapa pula ada kata datang dan pergi, mengapa ada lahir dan mati, tentu semuanya itu menjadi ada bukan karena tidak ada maknanya.
Kebiasaan dengan pola pikir yang menterjemahkan kebahagiaan dengan memperoleh sesuatu menjadikan hidup bagaikan suatu "berburuan" dalam pengertian selalu memburu sesuatu, berlari untuk mengejar dan mencari sesuatu demi untuk meraih yang disebut bahagia...dan semua gerak kemudian diukur dengan perolehan. Ada yang perolehannya sedikit dan ada yang perolehannya banyak, dan yang perolehannya banyak kemudian dianggap akan menjadi lebih bahagia karena mendapat label keberhasilan atau "award" sukses yang lagi-lagi tentu sangat membahagiaan . Lalu... apakah yang tidak mendapat banyak perolehan dan tidak mendapatkan label sukses lantas tidak bahagia? tentu saja tidak!!
Bila kita mampu mencermatinya. Setiap orang punya caranya sendiri untuk berbahagia atau tidak, dan kebahagiaan mempunyai ukurannya sendiri-sendiri, tidak selalu harus disebabkan oleh suatu perolehan. So...jangan berkecil hati kalau perolehannya sedikit, karena mungkin itu hanya sebatas kemampuan kita dalam memandang saja, sebab kemampuan kita dalam melihat sesuatu juga sangat terbatas. Demikian juga kalau kehilangan sesuatu jangan serta merta menjadi tidak bahagia, karena sekiranya saja kita mampu memandang justru sesungguhnya itulah kebahagiaan yang sedang kita miliki.

Wednesday, February 28, 2024

Sehat

Sehat itu mahal,
Baru mengalami dan merasakan langsung, sekali datang ke ugd, hanya cek tensi + obat, habis 400rb.
Nyampai rumah minum obat, tdk terlalu terasa efeknya lalu obat stop. Kondisi blom membaik, lusa ke ugd lagi, kali ini selain tensi ditambah cek darah, cek jantung, dan infus. Setelah keluar hasil lab direkomensasikan nginap....prediksi 2 harian. Cari kamar dapatnya vib B dgn tarif 650rb/malam. 
Pelayanan bagus, sbg pasien pribadi tanpa cover asuransi apapun, baru sehari semalam saja sudah ketar ketir, dan benar saja....diputuskan keluar saja dgn status 'Aps' harus merogoh kocek 6jt hanya untuk 24 jam perawatan.
Mau mengeluh??? Basi!! Memang bukan penganut asuransi, memang tak ada yg menanggung!!
Semuanya karena Allah swt saja....sehatkan aku Ya Robb 🙏🙏🙏