Seringkali kita selalu terjebak pada pemahaman bahwa kebahagiaan selalu berhubungan dengan sesuatu yang bersifat "keberlebihan", seperti misalnya ketika mendapatkan sesuatu, atau menemukan sesuatu, bertemu dengan seseorang,dsb, sementara semua yang bersifat "ketidak adaan" dianggap sebagai ketidakbahagiaan...
Tapi rumusan hidup tidaklah selalu demikian, karena dibalik ketidak adaan sesuatu dari yang tadinya ada, kalau kita mampu memaknainya ternyata di situ ada juga kebahagiaan .... sehingga ketidak-adaan sesuatu itu perlu juga untuk kita syukuri, karena Mensyukuri sebuah kehilangan, ternyata adalah menikmati adanya rasa nikmat...
Terlalu lama berada di zona yang menganggap bahwa memperoleh sesuatu adalah kesenangan dan kebahagiaan, maka selama itu pula kita akan selalu menganggap bahwa ketidakbahagiaan identik dengan kehilangan. Kita menjadi tidak pernah mencari makna tentang kehilangan, termasuk memahami mengapa ada istilah ada dan tiada, mengapa pula ada kata datang dan pergi, mengapa ada lahir dan mati, tentu semuanya itu menjadi ada bukan karena tidak ada maknanya.
Kebiasaan dengan pola pikir yang menterjemahkan kebahagiaan dengan memperoleh sesuatu menjadikan hidup bagaikan suatu "berburuan" dalam pengertian selalu memburu sesuatu, berlari untuk mengejar dan mencari sesuatu demi untuk meraih yang disebut bahagia...dan semua gerak kemudian diukur dengan perolehan. Ada yang perolehannya sedikit dan ada yang perolehannya banyak, dan yang perolehannya banyak kemudian dianggap akan menjadi lebih bahagia karena mendapat label keberhasilan atau "award" sukses yang lagi-lagi tentu sangat membahagiaan . Lalu... apakah yang tidak mendapat banyak perolehan dan tidak mendapatkan label sukses lantas tidak bahagia? tentu saja tidak!!
Bila kita mampu mencermatinya. Setiap orang punya caranya sendiri untuk berbahagia atau tidak, dan kebahagiaan mempunyai ukurannya sendiri-sendiri, tidak selalu harus disebabkan oleh suatu perolehan. So...jangan berkecil hati kalau perolehannya sedikit, karena mungkin itu hanya sebatas kemampuan kita dalam memandang saja, sebab kemampuan kita dalam melihat sesuatu juga sangat terbatas. Demikian juga kalau kehilangan sesuatu jangan serta merta menjadi tidak bahagia, karena sekiranya saja kita mampu memandang justru sesungguhnya itulah kebahagiaan yang sedang kita miliki.
Tapi rumusan hidup tidaklah selalu demikian, karena dibalik ketidak adaan sesuatu dari yang tadinya ada, kalau kita mampu memaknainya ternyata di situ ada juga kebahagiaan .... sehingga ketidak-adaan sesuatu itu perlu juga untuk kita syukuri, karena Mensyukuri sebuah kehilangan, ternyata adalah menikmati adanya rasa nikmat...
Terlalu lama berada di zona yang menganggap bahwa memperoleh sesuatu adalah kesenangan dan kebahagiaan, maka selama itu pula kita akan selalu menganggap bahwa ketidakbahagiaan identik dengan kehilangan. Kita menjadi tidak pernah mencari makna tentang kehilangan, termasuk memahami mengapa ada istilah ada dan tiada, mengapa pula ada kata datang dan pergi, mengapa ada lahir dan mati, tentu semuanya itu menjadi ada bukan karena tidak ada maknanya.
Kebiasaan dengan pola pikir yang menterjemahkan kebahagiaan dengan memperoleh sesuatu menjadikan hidup bagaikan suatu "berburuan" dalam pengertian selalu memburu sesuatu, berlari untuk mengejar dan mencari sesuatu demi untuk meraih yang disebut bahagia...dan semua gerak kemudian diukur dengan perolehan. Ada yang perolehannya sedikit dan ada yang perolehannya banyak, dan yang perolehannya banyak kemudian dianggap akan menjadi lebih bahagia karena mendapat label keberhasilan atau "award" sukses yang lagi-lagi tentu sangat membahagiaan . Lalu... apakah yang tidak mendapat banyak perolehan dan tidak mendapatkan label sukses lantas tidak bahagia? tentu saja tidak!!
Bila kita mampu mencermatinya. Setiap orang punya caranya sendiri untuk berbahagia atau tidak, dan kebahagiaan mempunyai ukurannya sendiri-sendiri, tidak selalu harus disebabkan oleh suatu perolehan. So...jangan berkecil hati kalau perolehannya sedikit, karena mungkin itu hanya sebatas kemampuan kita dalam memandang saja, sebab kemampuan kita dalam melihat sesuatu juga sangat terbatas. Demikian juga kalau kehilangan sesuatu jangan serta merta menjadi tidak bahagia, karena sekiranya saja kita mampu memandang justru sesungguhnya itulah kebahagiaan yang sedang kita miliki.
No comments:
Post a Comment