Wednesday, December 30, 2015

Menuju tahun 2016

Besok adalah hari ke 31 bulan terakhir di tahun 2015, artinya besok adalah hari terakhir di tahun ini, karena esok lusa sudah menginjak tanggal satu Januari 2016.
Kesibukan dan ritual ceremony dan kebiasaan umum menjelang tahun baru mungkin meningkat tapi secara umum biasa saja bagiku, lalu lintas padat karena banyak orang berlibur atau memang niat untuk merayakannya, terompet warna-warni menjadi icon dan hiasan melengkapi kembang api dan dar der dor nya mercon yang membuat bising!! Berbagai nobarpun pasti bakal digelar menjelang detik2 pergantian tahun, stasiun TV berlomba menyajikan liputan akhir tahun bagi pemirsa di rumah yang gak bisa atau gak sempat keluyuran untuk ikut melihat perayaan pergantian tahun di luar rumah.
Dari berita tv, dalam rangka libur akhir tahun ini sudah 5000 orang terbang ke luar negeri. Sementara di darat mulai berlku larangan truk,tronton,dan kontainer melintas di jalur nasional dan jalan tol. Sedangkan dari jalur sumatra ada larangan melintas memasuki pulau Jawa hingga tgl 3 jan th depan.
Begitulah gambaran hiruk pikuknya orang2 yang mengisi liburannya dengan melakukan perjalanan ke luar kota maupun keluar negeri, jadilah arus lalu lintas menjadi ramai bukan kepalang sampai macet !!
Aku tidak mengalami itu semua, aku penonton, kebetulan tinggalku di jalur menuju kota tujuan wisata, tapi aku tidak kemana-mana, tahun baruku disini saja bersamamu...* kp 30 Des 2015*

Monday, December 21, 2015

Top

Ahaa...(terkejut campur girang)
Surprise banget hari ini, iseng-iseng nonton TV, pindah-pindah chanel, nyampailah di saluran 1 dan Wooww.....ada banner menarik pada acara tayangan kesehatan di TVRI (kalau ga salah nama acaranya Hallo Dokter)

"Jadikan makanan sebagai obatmu & jangan jadikan obat sebagai makananmu"
dan satu lagi....
"sehat adalah keadaan harmoni lengkap dari tubuh pikiran, dan jiwa"
komenku, satu kata dech...TOP !! # edisi speechless #

Jelang akhir tahun 2015

Pagi ke 22 di bulan Desember,
Seperti ini suasana pagiku...., dari tempatku duduk yang tampak "hanya" langit yang tak berujung dan pucuk-pucuk daun yang masih basah oleh hujan semalaman, kesegaran menyapa...sejuk terasa.

Secangkir kopi dan sepotong kue bolu serta beberapa biscuit cukuplah untuk mengantarkan semangat pagi ini.
Hari ini adalah hari ke 22 di bulan Dsember, bertepatan dengan hari ibu, dan inilah bbm yang kuterima saat kubuat tulisan ini..."Slamat hari ibuu mamamammaaa...". Surprise manis dari putraku yang semata wayang yang sangat menggembirakan.
Mentari pagi mulai beranjak naik, suasana makin tampak benderang meskipun diselimuti mendung tapi langitku tetap cerah, semangat pagi kawan, selamat beraktifitassebelum esok lusa libur tanggal merah Maulid Nabi saw dan libur natal, trus seminggu kemudian libur akhir tahun, selamat menyongsong tahun baru 2016 dengan penuh harapan semoga di tahun mendatang segala sesuatunya menjadi lebih baik, lebih membahagiakan, dan lebih berkah, aaamiiin.... (Aps Kp,22Des 2015)

Sunday, December 20, 2015

SENJA,



SENJA, ( di satu Januari 2014)


Hanya diwaktu senja aku bisa menorehkan kata tanpa suara, apalagi jika disertai gerimis berderai  sungguh membuatku hanyut dalam suasana yang sulit dilukiskan dalam kata- kata.

Senja ini tanpa gerimis, cuaca gerah meski seharian mendung dan matahari tidak bersinar terik seperti biasa.

Gegap gempitanya perayaan tahun baru baru saja berlalu tepatnya tiga hari yang lalu, ucapan selamat tahun baru berderai-derai dari sahabat lama dan sahabat di dunia maya. Namun rasanya aku tidak melangkah memasuki tahun baru ini dengan gegap gempita, ya...semua terasa biasa saja bahkan terasa sedikit sunyi...

Monday, December 14, 2015

JUJUR


Jika kesabaran itu adalah sesuatu yang tanpa batas, maka tidak demikian hal nya dengan kejujuran.Kejujuran ternyata ada batasnya, dan bukan hanya itu tapi kejujuran mungkin memang harus berbatas. Tidak selamanya kita harus berlaku dan bersikap jujur dan apa adanya terhadap orang lain, terlebih lagi bila kejujuran kita berhadapan dengan orang-orang yang tidak mampu menerima kita secara apa adanya, situasi bisa menjadi berbalik 180 derajat, bisa berubah menjadi malapetaka karena orang mungkin tidak suka dengan kejujuran kita yang malahan dianggap "membahayakan" baginya.
Emosi yang menyulut bisa berbuntut perselisihan paham, pertengkaran,dan permusuhan akibat perbedaan terminologi pemahaman,latar belakang, dan latar depan. Pada tingkat yang lebih kronis, orang bisa berbalik menjerumuskan dan menjebloskan kita pada jurang kesalahan karena kejujuran kita dianggap sebagai suatu kesalahan besar. Tidak kurang contoh-contoh peristiwa seperti itu yang marak terjadi disekitar kita, seorang petinggi yang kecewa atau dikecewakan oleh posisinya kemudian "menyanyi lagu kejujuran", maka dengan sertamerta banyak orang yang kebakaran jenggot dan beramai-ramai mengatakan ketidakbenaran ungkapannya, dan bahkan berbalik menuduhnya dengan diperlengkapi berbagai senjata berupa argumen dan bukti-bukti maka jadilah ia tersangka dan didudukkan pada kursi tersangka,.posisi paling apes dalam kehidupan dunia sekarang ini, karena situasi yang lemahpun sudah dilambangkan dalam kedudukannya di kursi panas yang kecil ,pada posisi rendah dan terkucil berada di tengah persidangan sebagai pesakitan.
Dalam kehidupan rumah tangga saja , antara suami dan istri kadang-kadang kejujuran tidak bisa secara vulgar ditampilkan, ada rasa teposliro, dan empati yang menjadi pertimbangan kita untuk mengukur hati dalam penerimaan kejujuran oleh pasangan kita. Kadangkala kesungguhan kejujuran menjadi dikalahkan demi menjaga kedamain hubungan keduanya. Mestinya dua insan yang telah bersedia sehidup semati bersama dalam ikatan suci Tuhan, tak lagi akan tersulut kegundahannya manakala mendengar apapun kepolosan ungkapan dari pasangan kita. Tapi itulah manusia, Allah telah mengatur segalanya termasuk keterbatasan daya kemampuan telinga dan hati kita manakala mendengar kejujuran meskipun itu disampaikan oleh orang-orang terdekat kita. Seolah-olah kita hanya mampu menerima hal yang baik-baik saja, yang serba menyenangkan dengan alasan mampu membangkitkan semangat dan gairah hidup.
Benarkah keadaan yang serba apa adanya tidak mampu membangkitkan gairah hidup menjadi lebih berwarna? Seharusnya hubungan suami istri adalah hubungan antar insan manusia yang paling dekat melebihi berbagai interaksi antar manusia lainnya. Mestinya kepolosan, kesungguhan, dan apa adanya tanpa tedeng aling-aling, adalah sikap dan perilaku yang harus mewarnai keduanya. Tapi sayang sungguh sayang, hal-hal semacam itu seakan-akan menjadi makin jauh dari jangkauan, ibarat pepatah "jauh panggang dari api", alih-alih berlaku jujur dalam segala hal yang terjadi dalam banyak keluarga justru kepalsuan, kebohongan, bahkan intrik-intrik yang tidak sepantasnya karena untuk menyembunyikan yang sebenarnya.  Hal seperti itu melintas dan berada diseputar kehidupan rumah tangga,dan  itulah yang banyak ditayangkan oleh sinetron-sinetron kita. Sebuah tontonan yang akan dijadikan tuntunan yang bisa jadi malah menyesatkan bagi sebagian orang.  Setiap apa yang dilihat, didengar, dan melintas dalam ingatan kita, itu semua sesungguhnya bermakna tuntunan, ajaran, dan petunjuk. Karena itu sangat dianjurkan untuk berperilaku  yang sebaik-baiknya supaya apa yang kita lakukan, dan apa yang kita perdengarkan menjadikan diri kita adalah jalan Allah dalam menyampaikan kebenaranNya.
Tidak sedikit contoh, dimana orang-orang yang secara pribadi mengusung suatu kejujuran yang beresiko,seringkali hanya dianggap salah,tidak penting, dan berbahaya sehingga layak disingkirkan dengan cara apapun oleh pihak-pihak yang merasa terancam dengan kejujurannya itu.  Hal itu terjadi karena ada orang yang merasa bahwa kejujuran orang lain bisa sangat membahayakan baginya. Belum lagi media massa yang dengan hiruk pikuk ikut nimbrung menambah  warna-warni  keadaan dengan sangat gencar, menampilkan hasil liputan dengan berbagai metode jurnalistiknya baik melalui berita tulis, wawancara ekslusif atau langsung didepan publik, dan lain sebagainya  yang pada intinya ingin memberikan porsi yang seimbang antara kubu-kubu yang berseberangan, tetap saja semua itu malah menimbulkan situasi chaos atau kekacauan pemahaman pada masyarakat awam yang ujung-ujungnya malah menjadi krisis kepercayaan.
Mungkin memang sudah menjadi suatu keniscahyaan atau konsekuensi logis bahwa kejujuran selalu membawa resiko baik besar maupun kecil bagi pelakunya. Karena itu bukan saja diperlukan keberanian tapi juga nyali yang tidak kecil bagi orang-orang yang ingin menjadi jujur. Bersikap dan berlaku jujur bagi sebagian orang ternyata tidak semudah kelihatannya. Jujur bukan saja berarti mengatakan yang sebenarnya, jujur mempunyai pemahaman yang lebih dari itu, bukan saja hanya soal bicara tapi meliputi pemikiran,sikap, dan juga perilaku.  Jujur bisa dimaknai sebagai mengatakan atau bersikap secara apa adanya, tidak melebih-lebihkan dan tidak mengurang-ngurangkan, dan tidak menghiasinya dengan rekayasa kesan baik untuk sebelum dan sesudahnya.
Saya banyak menjumpai orang-orang yang dalam kehidupan sehari-harinya begitu sibuk dengan urusan pengelolaan kesan tentang dirinya bagi orang lain. Mulai dari cara bicara, penampilan, dan rencana-rencana yang dibuatnya. Mungkin ia mencoba berfikir strategis dengan serba memperhitungkan segala-galanya, tapi saya yakin ia tidak pernah menyadarinya bahwa semua yang dilakukannya penuh dengan rekayasa kesan atas dirinya bagi orang lain. Sebelum melakukan sesuatu ia akan memperkirakan terlebih dahulu kesan apa yang diharapkan sebagai timbal baliknya. Ketika ia mengenakan sesuatu iapun berhitung tentang kesan-kesan orang lain yang akan timbul sesuai perkiraannnya. Saya kira nyaris tidak ada sesuatupun yang dikerjakannya yang tanpa rekayasa kesan apalagi yang dilakukannya secara sungguh-sungguh apa adanya dan ikhlas.  Kata Ikhlas begitu familier menghiasi bibir banyak orang ketika mengatakan sesuatu , tapi seperti apa sesungguhnya ikhlas itu? Saya bukan seorang definitator, tapi setidaknya pengertian ikhlas dalam pemahaman saya adalah "melakukan sesuatu tanpa mengharapkan sesuatu", jadi semua yang dilakukan sepenuhnya hanya untuk Allah,dan karena Allah saja.
Jika kita telah bisa berlaku ikhlas sebagaimana yang seharusnya, kita tidak akan disibukkan lagi dengan pengelolaan rekayasa kesan bagi orang lain, bahkan kita tidak akan membutuhkan itu. Bersikap  dan berlaku untuk Allah tidak memerlukan perekayasaan, semua harus apa adanya, seadanya,tanpa dibuat-buat.
Kembali pada kejujuran yang berbatas, mengapa saya katakan demikian? Karena tidak semua yang kita ketahui  harus disampaikan kepada dunia, kecuali hanya yang sedikit saja karena sebagian yang lainnya merupakan rahasia Allah yang harus kita jaga kerahasiaannya pula.
Semua kebaikan yang kita jalankan tidak serta merta menjadikan kemudahan dalam hidup kita, tapi malah justru sebaliknya, sekali kebaikan kita laksanakan akan datang ujian mengiringinya, begitu kita laksanakan lagi sau kebaikan,ujian yang yang makin beratpun menyertai, begitu terus menerus dan susul menyusul. Setiap orang punya masalah sendiri-sendiri, dan bisa dipastikan setiap orang akan merasa bahwa masalahnya yang paling berat, paling  rumit, dan paling sulit penyelesaiannya. 
Segala sesuatu adalah tergantung cara penerimaan kita, jadi cara penerimaan kita yang harus diubah, jangan terjebak pada fenomena yang nampaknya benar tapi sesungguhnya tidak mempunyai dasar keTuhanan yang kuat. Banyak hal disekitar kita adalah sesuatu yang bisa menyesatkan kita, semuanya seperti  fatamorgana di padang pasir. Dari kejauhan tampak ada harapan berupa tanah subur berikut sejumlah tanaman dan sumber air yang disebut oase. Ditengah padang pasir yang tandus dan tanpa arah yang jelas setiap khafilah pasti tergiur hendak mendatangi oase tersebut sekedar singgah untuk melepas lelah. Namun begitu dihampiri ternyata tidak ada apa-apa, melainkan tetap saja hanya gurun pasir yang luas. Itulah fatamorgana, sesuatu yang dianggap mampu menyesatkan kita melalui pandangan berdasarkan indra penglihatan.
Dalam hidup ini fatamorgana banyak berseliweran di sekitar kita, lantas bagaimana agar kita tidak tersesat atau terkecoh untuk memburunya?  Tetapkan hati, ada petunjuk disitu. Kata hati bisa kita jadikan bentuk persetujuan akan kebenaran apapun yang tertangkap oleh lima indera kita. Apa yang kita lihat belum tentu benar, apa yang kita dengarpun belum tentu benar, bahkan apa yang kita cium,kita  rasa dan bisa kita raba pun belum tentu benar, kecuali kata hati yang akan selalu membantu kita untuk meyakininya. Karena keyakinan tidak pernah salah, maka mulailah berlaku dan bertindak atas dasar keyakinan diri, karena itu tidak akan membuat kita terkecoh,atau salah jalan, apalagi tersesat.

valentine 2009



Bandung,14 Februari 2009


Hari ini orang banyak sibuk merayakan hari Valentine. Pagi hari aku nonton TV isinya para selebritis yang sibuk dengan perayaan hari Valentine dengan kirim2 kado untuk pasangannya dengan nuansa warna pink. Isinyapun mudah ditebak, antara bunga,coklat, permen, atau boneka….

Membosankan sekali, dan kekanak-kanakan, sebuah peringatan yang tak jelas makna dan ujung pangkalnya. Ungkapan kasih sayang tidak selalu perlu diungkapkan dengan cara2 masal dan universal seperti itu,serba pink bunga, coklat, permen,dan boneka. Sangat “girly” dan imut2. mungkin lebih tepat disebut hari anak-anak abg yang tak peduli dengan makna.
Kasih sayang bisa diungkapkan kapan saja dan dimana saja setiap waktu, setiap saat. Dan cara pengungkapannyapun justru yang lebih personal yang mengena, menjadi bermakna karena special dan tidak ada duanya.

Aku masih nggak ngerti apa indahnya kita menerima bunga, padahal yang memilihkan bunga itu saja hampir pasti sang penjualnya. Aku masih sulit menerima maknanya bila sang pemberi hanyalah perantara saja dari sang penjual bunga sampai ke tangan kita, tak ada uangkapan hati yang tersampaikan rasanya…

Terlalu umum, terlalu picisan, seperti di sinetron…singkatnya pasaran.
Justru kreatifitas yang dinantikan, karena kreatifitas yang muncul dari perasaan dan perhatian terhadap kitalah yang membuat sidia tampak luar biasa dan lain-daripada yangh lain.


Memberi



Memberi sebagai suatu kebajikan adalah sesuatu yang dianjurkan  bahkan bisa menjadi wajib untuk dilakukan, namun  untuk menunaikan suatu kebajikan bukan hal yang mudah, bukan hanya keihlasanmu saja tapi dibutuhkan keiklasan dalam sapek yang seluas-luasnya.
Mari kita mengurai tentang hal ini sedalam-dalamnya sejauh pikiran, hati dan jiwa kita mampu menggapainya.
Untuk berbuat kebajikan dibutuhkan keihlasan dari orang-orang terkait atau yang berhubungan dengan apa yang akan kita lakukan, terutama sekali adalah kita mendapatkan Ridho Allah sehingga mendapat banyak kemudahan untuk melaksanakannya, dan yang tidak kalah pentingnya adalah mendapatkan kesediaan,keridho-an dan keikhlasan dari orang atau pihak yang akan menerima kebajikan itu.
Kalau orang yang akan kau beri tidak memiliki keihlasan untuk menerima kebaikanmu, itu artinya "ketidakmudahan" menghampirimu. Untuk itu kau punya tugas tambahan untuk menempuh cara-cara "negoisasi" yang cantik agar setiap niat baikmu disambut dengan penuh keikhlasan untuk mereka yang akan menerimanya.
Singkat kata, kita tidak berhak merasa diri "lebih tinggi" karena kita memberi. Lupakan saja pepatah usang yang mengatakan bahwa tangan diatas lebih baik dari di bawah. Itu hanya soal posisi saja, karena hakekatnya suatu amal kebaikan dibutuhkan keikhlasan untuk memberi dan menerima. Yang memberi tak perlu arogan merasa mampu dan berkuasa atas yang diberi, keduanya mempunyai kedudukan yang sama dalam pandangan Allah Swt, hanya tingkat ketaqwaan yang akan membedakan, dan itu hanya Allah yang tahu.
Kelak...kau harus berjalan dalam hidupmu dengan cara yang sebaik-baiknya dan dengan pendalaman pikiran dan hati yang sedalam-dalamnya. Hanya dirimu seorang yang mampu menerima "transfer pendalaman pemikiran mama" , dan hanya kau seorang yang mampu menjaga dan menggunakannya untuk menuntun perjalanan hidupmu kelak bersama keluargamu. Meskipun kau tidak membaca pesan ini, tapi pada hakekatnya transfer itu telah dan selalu terjadi atas ijin Allah. Karena bagaimanapun kita pernah satu badan, akan lebih mudah mama melakukan transfer pikiran kepadamu karena keterbatasan yang sangat luas untuk bisa ditransfer ke orang lain siapapun itu kecuali dirimu.
Inilah salah satu keyakinan mama, ketika tak mampu menembus sesuatu, ketika laju pikiran mama harus di stop dan terhenti, mama yakin kebaikan itu tidak akan pernah berhenti, terus mengalir melaluimu....semoga
Kp,14 Okt 2013
# pesan dari persembunyian sunyi #

Facebook


ini tentang facebook ,
bisa karena murni hanya curahan hati, bisa juga karena sesuatu yang sangat pribadi misalnya tentang hal-hal yang sedang dialami atau terjadi dengan dirinya sendiri, atau sekedar untuk mendapat respon dari orang lain saja. pokoknya mulai dari yang baru belajar narsis, sampai yang narsis beneran dan disertai tebar pesona secara sadar, semuanya ada!! (pokoknya "semua style mode" -ON....stt...asal gak "ngomongin pihak lain aja 'kale ya..."hee..hee...) dan atas nama iseng-iseng,atau seru-seruan, maka semua itu menjadi sah-sah saja......


Barangkali memang itulah gunanya facebook...situs jejaring sosial sebagai tempat gaul sekaligus tempat ideal untuk ajang tebar pesona di dunia maya. Disini kamu bisa merekayasa "image" mu menjadi seperti apapun yang kau mau. Untuk mendapatkan decak kagum minimal melalui "jempol" maka updatelah status dengan hal yang hebat-hebat, mengagumkan, dan sesuatu yang sedang in. Untuk mendapatkan simpatisan atas sesuatu yang sedang kau usahakan, maka update status yang kira-kira menarik bagi orang lain. Untuk mencari dukungan ? ya buat saja statement yang bakal memihak padamu atau buat page tersendiri untuk memudahkan orang lain hanya dengan satu klik saja menyatakan "suka" padamu.

Fenomena FB telah menggantikan banyak hal, chatting menjadi lebih asyik daripada ngobrol verbal, buku harian menjadi usang karena update status lebih cepat mendunia dan lebih responsif. Untuk yang rada-rada introfet kau bisa merekayasa tampilan sesusakamu. untuk yang sedikit kuper lumayan bisa gaul tanpa harus berjuang melawan kekuperan... Sebegitu pentingkah mengupdate status? mengumumkan apa yang kita inginkan pada dunia?   disadari atau tidak, kita semua  sudah terjangkit pada  "penyakit" narsis !???

Kita beranggapan bahwa, jika dunia sepaham dengan kita, kita akan bahagia? sekurang-kurangnya memperbaiki mood seharian sehingga lebih bersemangat menghadapi tantangan kedepan?
Ok, tak apalah jika itu bisa menyemangatimu, Tapi darimana kita tahu bahwa dukungan yang disampaikan untuk kita itu tulus jika hanya disampaikan dengan satu klik saja?? jadi...supaya lebih mantap, gunakan kata-kata !!

Dunia terus berputar pada porosnya....mungkin makin hari kita makin terbiasa dengan hal-hal yang semu,hal-hal maya, sesuatu yang penuh rekayasa  dan tidak nyata. Apapun itu, tetap saja..... pentingkah mengupdate status setiap saat??(Arkeni ps: 3 Nov 2011)

Obrolan

obrolan nyambung.
seorang teman bilang " sudah ada apa belum orang yang sukses setelah mengikuti acara itu?"
lalu kujawab: "suksesnya tidak bisa diukur secara kasat mata melalui pencapaian material"
kemudian ia menimpali lagi," betul....masalahnya ada apa tidak orang yang sudah berhasil setelah mengikuti acara2 demikian itu?"

Aku tidak menjawab lagi,
karena suatu aktivitas olah pikir tidak selalu pencapaiannya terukur melalui hal-hal yang terlihat dan terukur secara kasat mata seperti sukses dalam hal keuangan, jabatan, pangkat, dan lain sebagainya.
Olah pikir melahirkan pemahaman, dan pemahaman itu bisa diibaratkan seperti suatu cahaya yang apabila kita berada tepat dibawahnya artinya kita menjadi terang benderang, situasi terang benderang inilah yang akan membantu kita menjadi mudah untuk menentukan arah dan tujuan hendak kemanakah kita?
Bila kita mampu melihat dalam cakrawala yang luas dan terang benderang semuanya seolah mampu tertangkap oleh pandangan kita, maka hal ini akan mempermudah dalam upaya-upaya penyelesaian masalah atau dalam "memandang" sesuatu. Yang demikian ini lambat laun akan menuntun kita pada kebijaksanaan.
Sikap inilah yang mampu mendewasakan seseorang dalam pengertian seseorang menjadi tahu dan bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk serta mana yang benar dan mana yang salah.
(Arkeni Ps: 19 Desember 2008)

Aneh

Late post;

aneh
berharap tak pernah ada hubungan lagi dalam bentuk apapun dengan mereka.

Entah benar entah tidak, entah baik atau tidak setidaknya itulah yang terpikirkan pertama-tama ketika kita mengalami kekecewaaan.
Berikutnya barulah mencoba "membedah" nya dalam analisa-analisa sunyi...

Mengapa??? ini adalah bagian yang paling pertama kita butuhkan.
Masalahnya ini tentang suatu komunitas yang bukan hanya terjadi dengan satu atau dua orang, namun lebih dari 5 orang! dan survey ku membuktikan bahwa jabatan, dan reputasi serta kebesaran nama seseorang ternyata tak selamanya bisa menjamin tidak akan menimbulkan kekecewaan bagi orang lain, sehubungan dengan perilaku dan tindakannya.
Amanah yang seharusnya dijaga teguh ternyata tak nampak dalam aplikasinya. Sikap konsisten yang menopang suatu dedikasi dan kebesaran diri seolah bukan sesuatu yang penting untuk diperlakukan, dan satu lagi tentang kejujuran...entah apa yang dimaknainya sampai begitu mudah dikesampingkan. aneh !
Benarkah kepercayaan dan rasa hormat harus berubah menjadi kecewaan yang menjurus pada benci? subhanallah...(12 agustus 2012) # edisi kecewa pada rekan bisnis #

Banjir 2014

Late post:
Saudara,teman,sahabat,colega,dan orang-orang yang kukenal di ibukota mereka umumnya terhindar banjir.

Duluuu...tugas akhirku adalah tentang banjir. Pada waktu itu yang kubidik adalah banjir rutin yang melanda hampir separuh wilayah kecamatan. Meskipun menjadi langganan banjir namun nyaris tak terdengar gaung kata "bencana" di sana, mengapa ? Ada beberapa sebab diantaranya 1.karena kurang publikasi dan kurang diekspos kepermukaan
2.Secara geografis wilayahnya memang berpotensi banjir
, dan Normalisasi sungai yang dituding sebagai penyebabnya, sebagai solusi teknis terdekat tampaknya bukan "solusi" yang harus disegerakan.
3.Masyarakatnya mungkin sudah cukup berpengalaman sehingga bisa beradaptasi dengan caranya sendiri dalam menghadapi "musim" banjir
4. Bagi yang mampu mungkin bisa memilih pindah lokasi ke desa lain yang bebas banjir (namun hal ini bukan hal yang umum terjadi)

Bagaimana dengan banjir di ibukota ?
1.Mungkin Trans Jakarta "amphibi" bakalan segera jadi kenyataan dan bukan lagi gambar rekayasa photoshop,
2. Mungkin warga Jakarta jangan melulu memikirkan dan mengoleksi mobil dan motor saja, karena perahu karet mungkin akan menjadi suatu hal sangat penting yang perlu dimiliki oleh setiap keluarga.
3. Semua warganya harus peduli pada sampah yang berpotensi menyumbat aliran air.
4. Para pengembang rumah modern umumnya sudah meninggikan lokasi bangunan rumah yang dikemas sedemikian rupa dalam konsep mediteran ataupun minimalis modern. Konsep ini mungkin perlu ditiru oleh mereka yang bertempat tinggal di lokasi rawan banjir.
5.Banjir rupaya lumayan juga buat "Llatihan tempur" para jurnalis /Reporter TV yang harus "nyempung" ke air untuk melaporkan situasi....
6. Banjir rupanya menjadi arena untuk berinteraksi dan saling peduli warga ibukota yang kononnya mulai individualis.(?)
7.Dari status temanku: kalau sampai Sincia (Imlex/tahun baru China) masih banjir ...maka bukan Gong xi fat coi ...tapi me ngungsi coi ...wkwkw
8......Apalagi ya? Ntar aja dech kapan-kapan kalau ada umur panjang nyambung lagi yee...selamat pagi Indonesia....selamat pagi facebookers.....(Arkeni Ps- 20Januari 2014)

no status

l

Gerimis senja-2

Gerimis senja membangkitkan gairah untuk merangkai kata-kata, meskipun belum terpikirkan themanya, tapi jari-jari ini terus bergerak menekan tust-tust keyboard semaunya, seiring hujan yang berderai-derai senja ini.
Ingin rasanya mengukir kata-kata indah sebagai suluh semangat merajut hari-hari esok.
Secangkir kopipun telah habis sejak tadi, ketika gerimis mulai menapaki bumi, dan derainya masih berlanjut hingga kini...

Sunday, December 13, 2015

di sela secangkir kopi



di sela secangkir kopi




di sela secangkir kopi
aku menjemput pagi
untuk bekal semangat 
menuruni hari
hingga petang nanti

di sela secangkir kopi
aku  menatap hamparan langit
sambil duduk di kusi kayu
dari rumahku di atas bukit
 lepas tanpa batas
kecuali rerimbunan warna daun ketapang
atau pohon jati yang merindang

di sela secangkir kopi
kurajut mimpi
dan menuai inspirasi

***



Friday, December 11, 2015

selalu baru

Keadaan yang stagnan menjadi menuju ke arah yang monoton dan menggiring pada kekosongan, ke-statis-an, kejenuhan, kebosanan, dan lain-lain yang sejenisnya.mungkin tidak begitu juga ya....bisa jadi malah sebaliknya, karena manusia tidak ada yang sama, masing-masing orang menyukai hal yang berbeda dengan alasan tersendiri, dalam hal ini tidak ada justifikasi benar dan salah karena semuanya sangat relatif.Ada yang menyukai kemapanan karena lebih nyaman berada di posisi wweuuenaak., ada yang lebih menyukai perubahan dengan alasan lebih dinamis, ada yang menyukai bukan keduanya dalam arti lebih pada memaknai setiap penerimaan secara apa adanya atas segala sesuatu.....Termasuk yang manakah anda dan juga saya?bisakah kita mengungkapkan "deskripsi" tentang diri menurut diri sendiri? tidak ada yang akan mengadili karena itu bukan hal yang perlu diadili, setidaknya inilah awal kita belajar membuka diri secara apa adanya....dan lihat apa yang akan terjadi.saya awali...Saya selalu berusaha memaknai setiap penerimaan atas segala sesuatu terhadap hidup saya. Baik atau buruk adalah relatif, karena semua tergantung dari cara kita memaknai. Tapi dalam upaya memaknai segala sesuatu itu saya lebih suka hal-hal yang dinamis, selalu ada perubahan, selalu ada yang baru setiap saat.Masalah dalam kehidupan ini tidak akan pernah ada habisnya, karena hidup adalah menyelesaikan masalah-masalah yang tidak pernah selesai, masalah selalu ada dan susul menyusul serta sangat beraneka ragam, dan setiap orang pasti akan merasa bahwa masalahnya adalah yang paling berat, paling rumit, dan paling sulit penyelesaiannya.Untuk mendapatkan apa yang saya inginkan saya tidak bisa menunggu stimulus dari orang lain, tapi saya sendiri yang harus menciptakan situasi itu, tentu saja dengan tetap mohon bimbingan, petunjuk dan perlindungan Nya.Menciptakan hal-hal baru sangat menyenangkan baik bagi diri sendiri maupun orang lain, dan itu penting sekali, karena suasana baru tidak membawa pada kejenuhan, tidak membosankan, malah sering membawa harapan baru, dengan harapan baru maka dengan sendirinya kita punya semangat baru.Semangat baru sangat menggembirakan, karena membuat kita mampu memandang dunia dengan lebih ceria, dan terang benderang seperti terbitnya matahari di pagi hari, perlahan tapi pasti...pelan-pelan menerangi bumi, dari gelap, remang-remang, sampai akhirnya terang benderang, dan kemudian gelap kembali. Akan tetapi saat gelap adalah saatnya kita istirahat, dan saat kita kembali membuka mata kita mendapati suasana yang terang benderang kembali.....Kata kuncinya adalah semangat !!!Mungkin karena termasuk orang yang lebih mengutamakan suatu proses daripada hasil akhir, sehingga semangat menjadi begitu penting untuk mewarnai setiap proses yang sedang berlangsung.Saya tidak pernah tahu akan seperti apa hasil akhir dari sesuatu yang sedang saya lakukan, tapi dengan menjalani proses yang menyenangkan membuat saya lebih bisa menikmati perjalanan sehingga tidak terasa tahu-tahu sampai ke tujuan....Tapi saya bukan orang yang telah sampai di tujuan itu, juga tidak tahu kapan akan sampai dan juga tidak tahu apakah saya akan bisa sampai ke tujuan saya. Setidak-tidaknya saya tidak akan pernah menyesal meskipun tidak akan pernah sampai ke tujuan, karena bisa menikmati semua keindahan sepanjang perjalanan, adalah anugrah terindah. Apalagi hasil akhir suatu tujuan adalah rahasiaNya, kita tak kuasa menentukan segala-galanya karena sudah ada sang penentu. Tidak terlalu berlebihan kiranya bila saya katakan bahwa saya melakukan apa yang saya sukai, dan saya menyukai apa yang saya lakukan.Cmh, 2 Maret 2010