Judul ini kelihatan sebagai slogan yang keren sekali, untuk beberapa hal menjadi logo yang membanggakan, setiap kata-nya seakan menuju pada imajinasi yang serba hijau dengan air mengalir yang sejuk... jernih..asri...dst..dst
Tak bisa dipungkiri bahwa slogan itu seringkali benar-benar mandeg hanya sampai di level slogan saja, sedangkan realisasi dalam keadaan sehari-hari malah kelihatan seperti bertolak belakang, karena plastik seperti telah mendominasi kehidupan kita di masa sekarang, mulai dari hal yang sepele dan mungkin terkecil yaitu sebagai pembungkus...
Suatu kali... ketika saya belanja bumbu dapur di sebuah pasar tradisional, dan mendapatkan barang yang saya beli dengan pembungkus yang bukan menggunakan plastik...surprise sekali rasanya....

Barang yang saya beli menggunakan pembungkus daun jati, yang rupanya memang sangat banyak di daerah ini. Hal ini membuat saya ingat di masa kecil dulu saat ibu saya belanja daging sapi yang menggunakan bungkus daun jati.

Daun jati sebagai pembungkus terutama di daerah-daerah yang banyak tumbuhan jatinya bukanlah sesuatu yang harus di ada-ada kan melainkan tidak jauh berbeda dengan konsep "memanfaatkan limbah" karena dalam waktu-waktu tertentu daun jati memang harus dipangkas dari pohonnya supaya batang pohon tumbuh lebih besar. Nah daun-daun yang terpangkas inilah yang berpotensi besar untuk dimanfaatkan sebagai pembungkus bagi para "para bakul" di pasar.
Tanpa teriakan slogan yang keren-keren untuk mendukung program "go Green", masyarakat tradisional sudah berjalan di dalam jalur go green itu sendiri secara naluriah dan alamiah....untuk hidup lebih membumi...
No comments:
Post a Comment