Kp, 8 Maret 2011
Kharisma paramedika bukan sekedar nama dari sebuah rumah sakit kecil di pinggir kota perbatasan, namun juga sebuah tonggak sejarah yang ikut terukir dalam perjalanan kehidupanku. Bermula dari tempat ini kurang lebih sekitar setahun yang lalu...
Kala itu aku sedang harus melakukan perjalanan dalam rangka "hijrah" untuk perubahan yang lebih baik. Untuk menuju tanah harapan aku memulai pejalanan menuju arah matahari terbit. Tepat saat fajar aku tiba di tanah harapan dan setelah menyusuri jalanan yang panjang dan melintas lautan dari nusa ke nusa akhirnya berakhir pada keputusan untuk kembali. Tidak ada yang lebih penting yang secepatnya ingin kutemui selain putraku. Namun mungkin bukan waktu yang tepat karena saat aku sampai dia sedang keluar kota menempuh ujian seleksi. Penantianku di rumah dikejutkan dengan kabar bahwa perjalannya menuju pulang terhenti disini karena suatu kecelakaan. Secepatnya aku dan ayahnya meluncur sesuai informasi.
Perjalanan panjang yang kulakukan akhirnya harus terhenti disini sementara waktu, untuk selama beberapa hari aku harus tetap menunggu dan berada di kota perbatasan ini.
Dari teras ruang Jodipati di lantai dua aku dapat menikmati semilir angin dengan pemandangan lepas ke arah jalan raya. Ketika sedang duduk menanti senja bersama, suami berujar:
-"Sepertinya kita bisa tinggal di kota ini..."
No comments:
Post a Comment