Ketenangan
Semua manusia di muka bumi mendambakan adanya ketenangan, keamanan dan kenyamanan dalam hidupnya. Begitu pentingnya sehinggga jaminan untuk mendapatkan rasa aman dalam hidup termasuk kedalam salah satu kebutuhan pokok manusia, selain sandang, pangan, papan, dan kesehatan.
Akan tetapi cara manusia mencapai tujuan itu yaitu menuju pada ketenangan hidup sangat bermacam-macam, bahkan terkadang menjadi salah kaprah.
Pertama misalnya ketika seseorang memarahi orang lain. Dia pasti akan mengatakan bahwa apa yang dilakukannya itu punya tujuan untuk mencapai ketenangan, baik untuk dirinya maupun orang lain, tetapi yang seringkali tidak disadarinya adalah bahwa cara yang ditempuhnya justru tidak membawa ketenangan (karena memarahi sama dengan membuat keributan). Pada proses ini orang tersebut menjadikan ketenangan sebagai tujuan belaka, sama sekali tidak mengutamakan prosesnya dalam usahanya untuk mencapai tujuan.
Kedua, pada tahap berikutnya, seseorang bertengkar dengan orang lain biasanya karena ada sesuatu hal yang menimbulkan perselisihan diantara keduanya. Masing-masing tidak dapat tinggal diam sehingga merasa perlu untuk menyampaikan perasaannya dengan maksud supaya ada ketenangan baik pada dirinya, maupun pada orang lain atau pada situasi tertentu yang mungkin sedang dibelanya. Seperti misalnya pada ungkapan sebagai berikut:
- "…kamu harus menerti, kasihan dia kalau kau terus begitu…." Atau hardikan seperti ini:-"… ini rumah sakit bung, pasien butuh istirahat!!!!", dsb.
Pada tahap ini kebanyakan orang masih meletakkan ketenangan tetap masih merupakan tujuan, tidak menganggap penting prosesnya, bahkan untuk mencapai tujuan tersebut seseorang bisa melakukan apa saja termasuk hal-hal yang tidak membawa ketenangan seperti pertengkaran. Pertengkaran adalah keributan kecil (bisa juga menjadi besar), bila terjadi keributan berarti tidak tenang, karena keributan yang ditimbulkan akibat pertengkaran itu adalah sudah berlawanan dengan tujuan utamanya yaitu mencapai ketenangan.
Tahap selanjutnya adalah pada peristiwa peperangan, baik itu perang baratayuda di dunia pewayangan maupun perang nuklir di masa sekarang. Hampir semua konsep peperangan adalah untuk mencapai ketenangan dan keamanan serta kedamaian, tapi proses yang terjadi justru tidak tenang dan tidak aman, karena peperangan adalah keributan besar yang bukan saja merusak dan menghancurkan segala yang ada tetapi juga dapat menyebabkan kematian, pada proses perang yang ada adalah ketegangan, kemarahan, ketakutan, bahkan kematian, hal itu sungguh sangat mencemaskan semua pihak dan sama sekali tidak mengandung ketenangan.
Mengapa orang menciptakan nuklir? Jika kita bertanya demikian jawabannya adalah demi terciptanya perdamaian dunia. Sebenarnya perdamaian dunia yang seperti apakah yang ingin dicapai dengan melalui program nuklir? semua orang jelas-jelas tahu bagaimana dahsyat dan berbahayanya nuklir bila diledakkan, kekuatannya akan menhancurkan dunia dan segala isinya, musnahlah semua yang ada termasuk ketetangan yang diimpikan.
Falsafah nuklir demi perdamaian dunia adalah tidak lebih dari semacam "ancaman"untuk menuju pada ketetangan. Siapapun jangan berani-berani kepada yang punya senjata ini kalau tidak ingin dihancurleburkan.
Dengan demikian ketenangan yang dihasilkan dari tiga tahapan proses di atas bisa dikategorikan sebagai suatu bentuk ketenangan yang semu, karena tercipta justru melalui ketidaktenangan, dan "ketenangan" yang timbul karena adanya ketakutan yang terpendam, kesabaran yang tak bisa dielakkan, serta ketidakberdayaan sesungguhnya bukan ketenangan yang sesungguhnya.
Apapun yang dicapai melalui tiga tahapan proses di atas sama sekali bukan ketenangan ibarat pepatah "jauh panggang dari api", alih-alih memperoleh ketenangan,ketentraman, dan kedamaian yang dihasilkan malah sebentuk gejolak perasaan tidak tenang yang terpendam dan sealalu cemas karena ketidak berdayaan seseorang yang sedang berada dalam ketakutan di bawah tekanan dan ancaman.
Ketenangan dalam hidup bukan sekedar tujuan melainkan sebuah proses yang harus di jalani setiap saat oleh semua orang yang bersih hatinya dan terbuka untuk segala kebenaran.
Ketenangan sejati adalah kebenaran sejati. Kebenaran yang paling benar hanya berasal dari Allah, bagaimana kita bisa yakin akan hal itu? Semua manusia memiliki hati, tetapi tidak semua orang mampu mendengarkan apa kata hatinya. Bila kita selalu melangkah dengan hati,dan selalu mendengarkan apa kata hati kita Insya Allah ketenangan, keselamatan, dan kedamaian adalah hidup kita.
Bandung, 3 September 2006
Arkeni Pattisahusiwa
No comments:
Post a Comment