Catatan Maret
(2010)
(2010)
Awal Maret ,Keadaan yang stagnan menjadi menuju ke arah yang monoton dan menggiring pada kekosongan, ke-statis-an, kejenuhan, kebosanan, dan lain-lain yang sejenisnya.
mungkin tidak begitu juga ya....bisa jadi malah sebaliknya, karena manusia tidak ada yang sama, masing-masing orang menyukai hal yang berbeda dengan alasan tersendiri, dalam hal ini tidak ada justifikasi benar dan salah karena semuanya sangat relatif.
Ada yang menyukai kemapanan karena lebih nyaman berada di posisi wweuuenaak., ada yang lebih menyukai perubahan dengan alasan lebih dinamis, ada yang menyukai bukan keduanya dalam arti lebih pada memaknai setiap penerimaan secara apa adanya atas segala sesuatu.....
Termasuk yang manakah anda dan juga saya?
bisakah kita mengungkapkan "deskripsi" tentang diri menurut diri sendiri? tidak ada yang akan mengadili karena itu bukan hal yang perlu diadili, setidaknya inilah awal kita belajar membuka diri secara apa adanya....dan lihat apa yang akan terjadi.
saya awali...
Saya selalu berusaha memaknai setiap penerimaan atas segala sesuatu terhadap hidup saya. Baik atau buruk adalah relatif, karena semua tergantung dari cara kita memaknai. Tapi dalam upaya memaknai segala sesuatu itu saya lebih suka hal-hal yang dinamis, selalu ada perubahan, selalu ada yang baru setiap saat.
Untuk mendapatkan apa yang saya inginkan saya tidak bisa menunggu stimulus dari orang lain, tapi saya sendiri yang harus menciptakan situasi itu, tentu saja dengan tetap mohon bimbingan, petunjuk dan perlindungan Nya.
Menciptakan hal-hal baru sangat menyenangkan baik bagi diri sendiri maupun orang lain, dan itu penting sekali, karena suasana baru tidak membawa pada kejenuhan, tidak membosankan, malah sering membawa harapan baru, dengan harapan baru maka dengan sendirinya kita punya semangat baru.
Semangat baru sangat menggembirakan, karena membuat kita mampu memandang dunia dengan lebih ceria, dan terang benderang seperti terbitnya matahari di pagi hari, perlahan tapi pasti...pelan-pelan menerangi bumi, dari gelap, remang-remang, sampai akhirnya terang benderang, dan kemudian gelap kembali. Akan tetapi saat gelap adalah saatnya kita istirahat, dan saat kita kembali membuka mata kita mendapati suasana yang terang benderang kembali.....
Ya,
kata kuncinya adalah semangat !!!
Mungkin karena saya termasuk orang yang lebih mengutamakan suatu proses daripada hasil akhir, sehingga semangat menjadi begitu penting untuk mewarnai setiap proses yang sedang berlangsung.
Saya tidak pernah tahu akan seperti apa hasil akhir dari sesuatu yang sedang saya lakukan, tapi dengan menjalani proses yang menyenangkan membuat saya lebih bisa menikmati perjalanan sehingga tidak terasa tahu-tahu sampai ke tujuan....
Tapi saya bukan orang yang telah sampai di tujuan itu, juga tidak tahu kapan akan sampai dan juga tidak tahu apakah saya akan bisa sampai ke tujuan saya. Setidak-tidaknya saya tidak akan pernah menyesal meskipun tidak akan pernah sampai ke tujuan, karena bisa menikmati semua keindahan sepanjang perjalanan, adalah anugrah terindah. Apalagi hasil akhir suatu tujuan adalah rahasiaNya, kita tak kuasa menentukan segala-galanya karena sudah ada sang penentu. Tidak terlalu berlebihan kiranya bila saya katakan bahwa saya melakukan apa yang saya sukai, dan saya menyukai apa yang saya lakukan.
Bandung, 2 Maret 2010
Medio Maret,
Saya menggunakan sebagian space pada blog saya untuk melepaskan apa yang ingin kita lepaskan tapi kadang masih "sayang" untuk dibuang, termasuk mimpi, angan-angan, imaginasi, obsesi, dan lain-lain termasuk ganjalan hati,uneg-uneg atau apapun yang saya pandang sebagai sesuatu hal yang belum tercapai atau masih berupa masalah atau apa saja yang layak diarsipkan dalam bentuk tulisan.
Masalah dalam kehidupan ini tidak akan pernah ada habisnya, karena hidup adalah menyelesaikan masalah-masalah yang tidak pernah selesai, masalah selalu ada dan susul menyusul serta sangat beraneka ragam, dan setiap orang pasti akan merasa bahwa masalahnya adalah yang paling berat, paling rumit, dan paling sulit penyelesaiannya.
So, jika belum ada solusi, paling tidak kita bisa sedikit merasa lega karena telah menuangkannya disini, siapa tahu bahwa solusinya sebenarnya sudah diketahui sejak awal hanya saja kadang kita belum mampu menangkapnya....
(Happy birthday my soon)
Cimahi, 25 Maret 2010
Akhir Maret,
Mengatakan sesuatu secara apa adanya ternyata tidak semudah kelihatannya,banyak hal yang harus dipertimbangkan sebelum kita melakukannya, karena lingkungan di luar diri kita tidaklah sama dengan diri kita. Tetap ada keterbatasan bagi kita untuk melakukan sesuatu yang bahkan apa adanya. Mengapa yang apa adanya tampak begitu sulit .....?
Mungkin karena sekarang jamannya penuh rekayasa dan strategi serta hampir semua hal dipolitisasi. Pertama-tama adalah tidak ada jaminan bahwa apa yang kita katakan akan diterima oleh pihak lain, tapi itu bukan berarti membuat kita menjadi surut langkah atau pesimis. Kedua belum tentu pihak lain menerima secara apa adanya apa yang kita katakan secara apa adanya, setiap orang seperti harus selalu pasang kuda-kuda bahkan ketika harus mendengarkan perkataan orang lain, karena kata-kata bisa dianggap membahayakan, bisa menyulut emosi menjadi meluap-luap tidak terkendali, kata-kata bisa menggiring seseorang ke ranah hukum karena dianggap mencemarkan nama baik,penghinaan,dan fitnah. Ya, kata-kata ternyata memang punya ketajaman seperti pedang, meskipun kita tidak pernah bermaksud menggunakannya untuk melibas segala sesuatu. Mempunyai pedang sama hal nya memiliki simbol kekuatan, ketangguhan, keperkasaan dan kekuasaan. Mestinya, begitu juga dengan kata-kata. Kata-kata adalah senjata kita, lambang kekuatan, ketangguhan, keperkasaan dan kekuasaan meski kita tidak pernah menggunakannya untuk membinasakan.
Kalau kita yakin bahwa apa yang kita katakan mampu mengubah banyak hal maka teruskanlah optimisme itu.
Dengan kata-kata kita mewarnai hidup dengan lebih bermakna. Dengan kata-kata kita merangkai hari-hari sepanjang perjalanan menuju tujuan.
Hasil akhir bukanlah tujuan dari semua yang kita lakukan, tetapi proses sepanjang perjalanan itu jauh lebih penting dari semuanya, karena jika sesuatu hal menyebabkan kita tidak sampai pada tujuan, sekurang-kurangnya kita tidak akan pernah menyesalinya sebagai sesuatu hal yang pantas untuk disesali.
Bandung,27Maret 2010
No comments:
Post a Comment