Sunday, December 1, 2013

Fenomena medsos FB


FB
Fenomena Fb melaju dengan sangat pesat dan memasyarakat, menyentuh semua sendi kehidupan dan semua kalangan dari para praktisi, orang tua,bapak-bapak, ibu-ibu, remaja,anak-anak bahkan balita. Ini benar-benar luar biasa, jangan heran kalau FB sudah menyentuh balita, entah yang sebenarnya memang anak-anak balita itu sudah terbiasa online ataupun yang sekedar dijadikan "profil" oleh orang tuanya.
Hampir semua sendi kehidupan pun tersentuh, mulai dari aspek pendidikan, pertemanan, sosial, ekonomi,dan politik. Entah berpengaruh secara langsung atau tidak, tapi model dukung-mendukung melalui FB sering menjadi sorotan berita, dan banyaknya jumlah dukungan fb untuk sesuatu apapun terutama yang berhubungan dengan isu-isu yang sedang marak, seolah-olah menjadi semacam bahan bakar yang membanggakan dan menyemangatkan.
membuat dukungan secara online melalui fb tidak diperlukan keahlian khusus ataupun pemahaman khusus apalagi dengan menyertakan emosi, atau ekspresi,dan sebagainya, sehingga itu sangat mudah, semudah kita memberikan "jempol manis" hanya dengan sekali klik saja.  Kalau model dukung-mendukung seperti itu terus dianggap penting, sekali waktui mungkin akademisi  akan menggunakan para pengguna fb sebagai responden obyek penelitian, atau para tim sukses pilkada atau pilpres akan memetakan gambaran seorang calon berdasarkan dukungan terbanyak melalui fb,
 FB juga dijadikan "kambing hitam" untuk sesuatu peristiwa yang menghebohkan ketika FB dipersangkutkan dengan masalah hubungan pertemanan yaang berbuntut penculikan, penipuan,penganiayaan. Kasus kriminal terjadi dimana saja, namun ketika segala sesuatunya bermula dari FB, pencitraan FB mulai di turukan, disudutkan dan dipersalahkan.
Gonjang-ganjing Fb tak menyurutkan popularitas  jejejaring soaial yang satu ini,selain sekedar sebagai arena pertemanan dan reunian,atau sekedar berbincang-bincang tentang berbagai topik,  yang menjadikannya sebagai arena bisnis pun tidak sedikit .
 Satu lagi "fungsi" Fb  yang nampaknya disadari betul oleh para penggunanya adalah  menjadi arena  "tebar pesona".  Banyak fitur yang mendukung untuk itu dan bisa diakses secara umum, misalnya saja data pribadi yang diisi  selengkap-lengkapnya menyerupai curriculum vitae atau daftar riwayat hidup, selain itu adalah album foto yang berisi album keluarga lengkap atau berbagai moment penting lainnya yang dianggap cukup bergengsi dan tentunya  masuk katrgori "mengukir sukses". Semua itu entah disengaja entah tidak termasuk "rekayasa image" tujuannya tentu saja untuk   mengkatrol pencitraan diri agar menjadi seperti apa yang diinginkan.
Belum cukup upaya pencitraan diri melalui fitur standar yang tersedia, banyak orang seperti berlomba-lomba mengupdate status sesering mungkin dengan "sangat rajin"menuliskan status. Tentu saja tidak sekedar menulis tapi kadang-kadang membuat semacam "statement" tentang sesuatu yang diharapkan 'memberi nilai tambah"sekaligus memperkuat  upaya mengembangkan pencitraan diri. Kadanf-kadang terasa berlebihan karena bukan saja menuliskan hal yang nyata saja melainkan mulai menunjukkan konsep-konsep diri dan falsafah yang indah-indah, barangkali u ntuk menunjukkan pada dunia supaya tidak "under estimate".
Penulisan pernyataan status di wall Fb, gelagatnya  lama kelamaan sepertinya menjurus pada upaya memamerkan semua keberlebihan yang telah dicapai, sehingga tanpa disadari menuju pada perbuatan "riya" .(Arkeni Ps:1 Desember 2013)

No comments:

Post a Comment